1. KEMISKINAN
·
Artikel
Indonesia telah mengalami proses
urbanisai yang cepat dan pesat. Sejak pertengahan 1990-an jumlah absolut
penduduk pedesaan di Indonesia mulai menurun dan saat ini lebih dari setengah
total penduduk Indonesia tinggal di
wilayah perkotaan (20 tahun yang lalu sekitar sepertiga populasi Indonesia
tinggal di kota).
Kecuali beberapa propinsi, wilayah
pedesaan di Indonesia relatifnya lebih miskin dibanding wilayah perkotaan.
Angka kemiskinan pedesaan Indonesia (persentase penduduk pedesaan yang hidup di
bawah garis kemiskinan desa tingkat nasional) turun hingga sekitar 20 persen di
pertengahan 1990-an tetapi melonjak tinggi ketika Krisis Finansial Asia (Krismon)
terjadi antara tahun 1997 dan 1998, yang mengakibatkan nilainya naik mencapai
26 persen. Setelah tahun 2006, terjadi penurunan angka kemiskinan di pedesaan
yang cukup signifikan seperti apa yang ditunjukkan tabel dibawah ini:
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
|
Kemiskinan
Pedesaan
(% penduduk yg hidup di bawah garis kemiskinan desa) |
20.0
|
21.8
|
20.4
|
18.9
|
17.4
|
16.6
|
15.7
|
14.3
|
14.4
|
13.8
|
Sumber: Bank Duna dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Angka kemiskinan kota adalah
persentase penduduk perkotaan yang tinggal di bawah garis kemiskinan kota
tingkat nasional. Tabel di bawah ini, yang memperlihatkan tingkat kemiskinan
perkotaan di Indonesia, menunjukkan pola yang sama dengan tingkat kemiskinan
desa: semakin berkurang mulai dari tahun 2006.
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
|
Kemiskinan
Kota
(% penduduk yg tinggal di bawah garis kemiskinan kota) |
11.7
|
13.5
|
12.5
|
11.6
|
10.7
|
9.9
|
9.2
|
8.4
|
8.5
|
8.2
|
Sumber: Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Dalam dua tabel di atas, terlihat
bahwa pada tahun 2005 dan 2006 terjadi peningkatan angka kemiskinan. Ini
terjadi terutama karena adanya pemotongan subsidi BBM yang dilakukan oleh
pemerintahan presiden SBY diakhir tahun 2005. Harga minyak yang secara
internasional naik membuat pemerintah terpaksa mengurangi subsidi BBM guna
meringankan defisit anggaran pemerintah. Konsekuensinya adalah inflasi dua digit
antara 14 sampai 19 persen (yoy) terjadi sampai oktober 2006.
Dalam
beberapa tahun belakangan ini angka kemiskinan di Indonesia memperlihatkan
penurunan yang signifikan. Meskipun demikian, diperkirakan penurunan ini akan
melambat di masa depan. Mereka yang dalam beberapa tahun terakhir ini mampu
keluar dari kemiskinan adalah mereka yang hidup di ujung garis kemiskinan yang
berarti tidak diperlukan sokongan yang kuat untuk mengeluarkan mereka dari
kemiskinan. Namun sejalan dengan berkurangnya kelompok tersebut, kelompok yang
berada di bagian paling bawah garis kemiskinanlah yang sekarang harus dibantu
untuk bangkit. Ini lebih rumit dan akan menghasilkan angka penurunan tingkat
kemiskinan yang berjalan lebih lamban dari sebelumnya.
·
Latar
Belakang
Kemiskinan yang terjadi dalam
suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius,
karena saat ini kemiskinan, membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami
kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih
dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam
bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat
sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu
ada.
Ada dua kondisi yang menyebabkan
kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1)
Kemiskinan
alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2)
Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat
sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai
fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
Bila faktor penyebab kemiskinan
tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka
dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
1)
Kurang
tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
2)
Kurangnya
dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang
tinggi
3)
Rendahnya minat
masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat
pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang
baik.
4)
Kurangnya
dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat
bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.
5)
Wilayah
Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau
seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi
perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah
perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.
·
Solusi
Solusi
Kemiskinan
tidak dapat hilang begitu saja bila tanpa ada usaha dari orang miskin itu
sendiri, dan bantuan dari sesama serta Pemerintah suatu negara, oleh karena itu
hal- hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan adalah :
- Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran penyebab kemiskinan bisa berkurang.
- Mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja ) bagi orang kurang mampu sehingga memiliki bekal yang cukup untuk maju di dunia usaha.
- Memberi Subsidi bagi orang kurang mampu seperti BLT ( Bantuan Langsung Tunai), subsidi BBM, dan pengobatan gratis bagi orang tidak mampu.
- Menarik minat pengangguran dengan menaikkan upah minimum sehingga mereka berhasrat untuk bekerja.
- Menghapus Korupsi, karena korupsi penyebab layanan masyarakat tidak berjalan dengan semestinya.
2. KEMACETAN
·
Artikel
Kemacetan adalah
situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan
banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya
kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta. Rumus untuk
mengenai kemacetan di Terminal adalah:
{volume kendaraan di
terminal = jumlah kendaraan yang disediakan (unit)/waktu (jam)}
Kemacetan lalu lintas
menjadi permasalahan sehari-hari ditemukan di Pasar, Sekolah, Terminal bus
(seperti kejadian ngetem sembarangan, kebakaran di pemukiman, dll), Lampu merah
dan Persimpangan jalan raya maupun rel kereta api di Jakarta, Surabaya,
Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar, Jogjakarta, dan kota-kota
besar lainnya di Indonesia. Kemacetan lalu lintas dapat disebabkan adanya
kecelakaan, banjir, tanah longsor, kebakaran yang menghanguskan mobil dan
kebakaran di pemukiman.
Panjang jalan Jakarta
bergerak aman lamban, yakni rata-rata 0,01% per tahun. Sedangkan jumlah
kendaraan bermotor berlari lebih cepat, yakni berkisar 10-15% per tahun.
Setidaknya saat ini ada 12 juta kendaraan bermotor di kota yang berpenduduk 9,5
juta jiwa ini. Mayoritas dari kendaraan tersebut didominasi oleh sepeda motor.
Sementara itu, kalau
merujuk data Ditlantas Polda Metro Jaya yang menaungi Jakarta, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), jumlah kendaraan bertambah 5.500-6.000 unit
per hari. Dari jumlah tersebut, sepeda motor mencapai 4.000-4.500 per hari.
Bayangkan, per hari. Hingga akhir 2014, jumlah kendaraan di wilayah ini
mencapai sekitar 17,5 juta unit. Dari total kendaraan bermotor, sepeda motor
menyumbang sekitar 75% atau setara dengan sekitar 13 juta unit. Selamat datang
di kota sepeda motor. Hingga 2014, rasio jalan di Jakarta dibandingkan dengan
total luas daratan Jakarta baru sekitar 7%. Masih jauh dari ideal yang semestinya
12% dari total luas kota. Saat ini, jumlah panjang jalan Jakarta sekitar 6,86
juta kilometer (km) atau setara dengan sekitar 42 juta meter persegi (m2),
sedangkan luas daratan Jakarta sekitar 661 kilometer persegi (km2). Dari total
panjang jalan sekitar 2% adalah jalan tol atau setara dengan 123 km.
·
Latar
Belakang
Di
masa saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju.
Diantaranya adalah perkembangan dunia transportasi di perkotaaan. Namun seiring
dengan kemajuannya ternyata muncul berbagai masalah yang mungkin tak terduga
sebelumnya. Masalah yang marak terjadi saat ini adalah masalah kemacetan lalu
lintas yang telah meresahkan bagi para penggunan jalan raya.
Masalah
kemacetan transportasi lalu lintas memang sering kali terjadi di daerah-daerah
perkotaan yang ada di Indonesia. Hal itu terjadi karena konsentrasi kendaraan
banyak menumpuk diarea perkotaan. Sehingga tidak heran bila area perkotaan
sering terjadi kemacetan karena kepadatan lalu lintas. Saat ini kemacetan lalu lintas di perkotaan sudah
semakin parah. Seiring dengan berjalannya waktu kondisi kemacetan yang terjadi
di daerah perkotaan tidak semakin membaik, namun semakin memburuk. Hal itu
terjadi karena jumlah kendaraan selalu bertambah dan tidak diimbangi dengan
perluasan area jalan raya. Apalagi di daerah perkotaan banyak ditemui pedagang
kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan yang tentu itu
akan menambah volume kemacetan jalan raya. Karena dengan mereka berjualan
dipinggir jalan raya tersebut, maka akan banyak pengendara kendaraan berhenti
untuk membeli barang ke pedagang kaki lima. Sehingga hal itu akan mengganggu
kelancaran lalu lintas. Selain itu adanya pedang kaki lima yang berjualan
dipinggir jalan juga dapat mengganggu para pejalan kaki.
Ada
banyak kerugian yang akan ditimbulkan bila terjadi kemacetan di jalan raya.
Salah satunya adalah bahan bakar yang harus terbuang sia-sia di jalan raya.
Kendaraan yang berjalan pelan akan menghabiskan banyak bahan bakar sia-sia.
Selain dengan adanya kerugian bahan bakar yang terbuang sia-sia juga akan ada
kerugian waktu. Waktu yang terbuang sia-sia di jalan raya akan menurunkan
tingkat produktifitas manusia, dan dampaknya akan mengganggu aktivitas ekonomi
yang ada dalam suatu negara.
·
Solusi
Ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang
harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Peningkatan kapasitas
Salah
satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan
kapasitas jalan/parasarana seperti:
a.
Memperlebar jalan, menambah lajur lalu
lintas sepanjang hal itu memungkinkan,
b.
Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi
jalan satu arah,
c.
Mengurangi konflik dipersimpangan
melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus
belok kanan.
d.
Meningkatkan kapasitas persimpangan
melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
e.
Mengembangkan inteligent transport
sistem.
f.
Memberikan sanksi jika ada yang
melanggar
2.
Keberpihakan kepada angkutan umum
Untuk
meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
a. Pengembangan
jaringan pelayanan angkutan umum
b. Pengembangan
lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal
sebagai Busway,
c. Pengembangan
kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT
di Singapura
d. Subsidi
langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam
ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan
bermotor, bea masuk kepada angkutan umum,
3.
Pembatasan kendaraan pribadi
Langkah
ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan
manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
a. Pembatasan
penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang
direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP).
ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain
dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip
parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun
pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
b. Pembatasan
pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan,
pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
c. Pembatasan
lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan
di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan
sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.
solusi menurut penulis :
sebaiknya lebih di tingkatkan program pemerintah untuk menanggulangi macet diIndonesia, dan penambahan armada fasilitas umum nya di tambah, supaya tidak banyak yang menggunakan kendaraan pribadi ketika berpergian.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar